MASALAH ITU ADALAH


Kali ini saya tertarik mengupas sedikit tentang permasalahan (masalah.red) yang terjadi didalam hidup kita, apapun bentuk dan cerita tentang masalah itu biarlah menjadi ragam bunga rampai dari masing-masing sejarah perjalanan kehidupan, namun disini lebih ditekankan bagaimana cara kita mencerna masalah itu agar tidak menjadi masalah dalam proses kehidupan.
Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan. Dengan kata lain, masalah merupakan tugas tambahan yang diberikan semesta dalam proses pembelajaran kehidupan, agar setiap manusia mampu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan itu. Namun sayangnya tidak semua manusia mampu untuk menuntaskan tugas tersebut dengan berbagai alasan yang sebenarnyapun alasan itu diciptakan sendiri oleh pikiran dari tiap-tiap manusia yang menolak untuk menyelesaikan masalahnya.
Mari kita simak beberapa pandangan secara umum tentang permasalahan:



"waduh... masalah saya berat sekali" 
Sebagai manusia yang jauh dari kata sempurna sebab kesempurnaan hanya milik-Nya, wajar-wajar saja jika kita menganggap masalah yang saat ini kita rasakan dan alami merupakan masalah yang berat (menurut diri sendiri). Tapi sangat dilarang sekali untuk berketerusan memandang masalah yang dialami dengan vonis masalah yang paling berat, sebab diluar sana ada sederet dengan jumlah yang tidak terhingga manusia yang mengalami masalah jauh lebih berat dari yang dialami saat ini.

  • Lihat bagaimana anak jalanan yang tidak tahu siapa orangtuanya dan setiap hari harus berjuang dengan badai kehidupan hanya untuk menyumbat rongga perut agar merasa kenyang. Dimata mereka jauh sekali dari kalimat pangkat atau gelar sarjana, meskipun keinginan mereka kadang kala menjangkau ke batas tersebut.
  • Rasakan kesedihan dari para pemulung dengan kerentaan umurnya namun tetap harus berjuang mempertanggung jawabkan nafkah kepada keluarga yang hidup bersamanya
  • Dengar tangisan para bayi yang dibuang begitu saja, layaknya sampah tisu dengan kotoran ingus
  • Dan masih banyak lagi
Masih beranggapan bahwa masalah anda yang paling berat?

"Saya ini hidup dalam kekangan yang tidak mengerti perasaan saya"
Pada dasarnya yang mengerti dengan diri  adalah Sang Pencipta dan pemilik tubuh itu sendiri, bahkan orangtua yang melahirkanpun tidak akan mampu menembus dimensi rahasia dari konsep diri sebenarnya. Berikan kata maklum bagi mereka yang sebenarnya diharapkan untuk mengerti perasaan anda bukan sebaliknya, sebab mereka bukanlah anda.
Anda tahu bayi mungil? segala sesuatu yang dia alami, rasakan dan dia inginkan cukup mengungkapkannya dengan tangisan? ketika lapar menangis, digigit nyamuk menangis, sakit perut menangis, dll, lihat juga bagaimana seorang Ibu mencerna tangisan sang bayi dengan tindakan-tindakan tepat.
Bicara perasaan maka kita juga bicara mengenai getaran pikiran dan hukum tarik menarik. Jika saat dewasa ini anda menuntut agar mereka lebih mengerti perasaan anda, maka pertanyaan serupa coba anda tanyakan kepada diri anda sendiri, sudahkah anda lebih dahulu mengerti tentang perasaan mereka?.
Meskipun pada dasarnya hal tersebut adalah misteri kehidupan namun setidaknya anda sudah mendekati pada pintu kerahasiaan itu,.
Hidup ini adalah rangkaian nada yang begitu dinamis, jalanilah dengan penuh penghayatan, tidak perlu anda ngotot terhadap ke-egoan diri anda, sebab hal itu justru sebagai not sumbang pada nada kehidupan anda sendiri.

"Masalah saya ini adalah rahasia besar, biarkan saya sendiri yang menyelesaikannya"
Wow... sungguh hebat jika anda berpikiran seperti itu dan memilih dengan cara itu untuk menuntaskan tugas hidup anda, namun timbul pertanyaan, iya kalau masalahnya bisa selesai tapi kalau tidak? bukankah tadi anda katakan bahwa masalah itu adalah RAHASIA BESAR berarti dengan kata lain, beban yang ada didalamnya juga besar kan?
Sudahlah, tidak perlu kita memunafikkan diri dan menunjukkan kitalah orang yang tegar di dunia ini. Manusia adalah makhluk sosial dan itu terbukti didalam beberapa penelitian. jika anda yakin bahwa anda adalah manusia, maka terimalah kodrat anda sebagai makhluk sosial itu.
Apa gunanya punya sahabat, saudara, teman dekat, dan yang lainnya didalam hidup anda?
Apa gunanya dihadirkan, konsultan psikologis, terapis, konselor didalam lingkungan anda?
Gunakan mereka sebagai ladang permasalahan anda, meskipun tetap saja harus anda sendiri yang menghadapi dan menyelesaikan masalah anda tapi setidaknya anda akan mendapat sebuah alat yang seolah-olah mampu meringankan masalah anda, sebab dengan berbagi masalah anda kepada mereka yang mau menjadi pendengar yang baik saja sudah meringankan 30% dari anggapan anda yang mengatakan masalah anda berat, lagipula anda akan mendapatkan pemikiran-pemikiran yang justru sebelumnya tidak terpikirkan oleh anda.
Satu hal, pastikan mereka merupakan orang yang berkopeten dalam menyimpan malasah anda, lagipula tidak ada manfaatnya juga kok untuk membocorkan masalah anda selain sebagai bahan gosipan, atau anda mau menekuni hobi menggosip?.



"Saya malu menceritakan masalah saya, nanti dijadikan bahan ejekan"
alah...itu hanya jawaban klise bagi mereka yang memiliki jiwa dibawah standar pesimis.
Sama saja dengan anda berburuk sangka kepada mereka yang nantinya bakal mendengar permasalahan anda.

Masih banyak ungkapan-ungkapan lainnya seputar pandangan mengenai masalah yang sering kita dengar. Sebenarnya ungkapan itu terjadi karena dua faktor utama, yaitu:
1. Pernah mengalami hal yang kurang mengenakkan pada permasalahan sebelumnya, ketika berbagi dengan mereka yang kita percayai atau ketika dalam proses penyelesaian masalah.
2. Hanya ketakutan yang dianggap nyata oleh pikiran.

"JADI SEBENARNYA MASALAH ITU APA?"
Apapun masalah anda alangkah baiknya jika kita menghentikan sejenak ungkapan-ungkapan maupun pengandaian yang dilontarkan terhadap masalah itu sendiri dan sekarang keluarlah dari permasalahan anda dengan seolah-olah menjadi anda yang baru. Kemudian lihatlah diri anda sendiri dengan permasalahannya dan temukan jawaban dari sudut pandang yang lebih positif.
Bukan hak anda untuk mengajukan serangkaian kalimat dan ungkapan terhadap permasalahan anda, sebab ketika anda melakukan cara itu maka berbanding lurus dengan mengajukan keragu-raguan dan protes keras kepada Sang Pemberi Cobaan yaitu yang menciptakan kehidupan atas diri anda.

Mudah saja untuk mencerna sebuah permasalahan, karena pada dasarnya masalah merupakan bahan pelajaran dari proses pembelajaran perjalanan kehidupan anda. anda tahu? ketika anda lahir dan mengutarakan tangisan yang terdengar seperti suara 'oek maka itu adalah masalah, sebab anda memulai kehidupan dari skala nol. Ketika sekarang anda menolak untuk diberikan masalah, seharusnya anda tidak 'oek alias tidak perlu lahir ke dunia ini.

Buatlah pemikiran baru dengan menanamkan bibit positif bahwa masalah bukan beban melainkan tes kehidupan yang memuat segudang pelajaran dari diri kita. Tenang saja, selayaknya seorang guru terhadap siswanya, maka tes akan diberikan ketika per BAB materi sudah diajarkan. Sama halnya dengan masalah, hanya merupakan simbol bahwa kita sudah menjalani dan menerima 1 BAB materi kehidupan yang langsung diberikan oleh semesta.
Pelajar yang baik tentu selalu mematangkan diri terhadap materi yang diterimanya, begitu juga dengan masalah. Masalah dianggap manusia sebagai masalah sebab dirinya terlalu lena terhadap materi kehidupan yang terus berlangsung didalam hidup, ketika diberikan bagi mereka sang pembelajar kehidupan maka baginya masalah bukanlah masalah.

"Masalah adalah produk Tuhan yang paling spesial, sebab berisikan beragam materi pembelajaran terhadap kehidupan"

APAKAH MASIH ADA MASALAH YANG BERMASALAH DALAM HIDUP ANDA SEKARANG?




Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "MASALAH ITU ADALAH"

  1. hmmm....masuk akal....
    sebuah pencerhan yang bagus...trima kasih....

    ReplyDelete